Serba-serbi Pemakzulan Presiden Korsel Yoon Suk-yeol: Pergolakan Politik di Negeri Ginseng – Pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol telah menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu terakhir. Keputusan ini diambil oleh parlemen Korea Selatan setelah serangkaian peristiwa yang memicu ketidakstabilan politik di negara tersebut. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang serba-serbi pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol, mulai dari latar belakang, proses pemakzulan, hingga dampaknya terhadap politik dan masyarakat Korea Selatan.
Baca juga : Bawaslu Beri Catatan Penting untuk Proses Rekapitulasi Suara
Latar Belakang Pemakzulan
Pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol bermula dari keputusan kontroversialnya untuk memberlakukan darurat militer pada awal Desember 2024. Yoon mengumumkan darurat militer dengan alasan untuk menyelamatkan negara dari ancaman yang dianggapnya dapat melumpuhkan fungsi penting negara dan menghancurkan tatanan konstitusional demokrasi liberal. Namun, keputusan ini mendapat penolakan keras dari parlemen dan masyarakat, yang menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan.
Proses Pemakzulan
Setelah pengumuman darurat militer, parlemen Korea Selatan yang dikuasai oleh oposisi segera mengajukan mosi pemakzulan terhadap Presiden Yoon. Voting pemakzulan dilakukan pada 14 Desember 2024, dengan hasil 204 anggota parlemen mendukung, 85 menolak, tiga abstain, dan delapan suara tidak sah. Dengan hasil ini, parlemen resmi memakzulkan Yoon Suk-yeol dari jabatannya sebagai presiden.
Reaksi dan Dampak
Pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan komunitas internasional. Di Seoul, ribuan warga turun ke jalan untuk merayakan keputusan parlemen. Musik K-Pop mengalun keras, diiringi sorak sorai dan pelukan para demonstran. Suasana di luar gedung parlemen berubah menjadi perayaan besar, dengan lebih dari 200 ribu orang berkumpul untuk menyaksikan momen bersejarah ini.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Joe Biden segera menghubungi Pelaksana Tugas (Plt) Presiden Korea Selatan Han Duck-soo untuk menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat aliansi strategis di tengah ketidakstabilan politik. Han Duck-soo, yang kini menjabat sebagai Plt Presiden, berjanji akan menjalankan tugas sebaik mungkin dan memastikan kebijakan luar negeri dan keamanan Korea Selatan tetap berjalan tanpa gangguan.
Langkah Selanjutnya
Meskipun parlemen telah memakzulkan Yoon Suk-yeol, nasibnya belum sepenuhnya diputuskan. Keputusan akhir judi bola kini berada di tangan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan, yang memiliki waktu 180 hari untuk menentukan apakah pemakzulan ini akan disahkan atau ditolak. Jika Mahkamah Konstitusi menyetujui pemakzulan, pemilihan presiden harus dilaksanakan dalam waktu 60 hari. Namun, jika Mahkamah menolak, Yoon akan kembali menjabat sebagai presiden, meski dengan legitimasi yang dipertanyakan.
Kesimpulan
Pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol adalah peristiwa penting dalam sejarah raja mahjong politik Korea Selatan. Keputusan ini mencerminkan ketegangan politik yang terjadi di negara tersebut dan menunjukkan pentingnya menjaga tatanan konstitusional dan demokrasi. Dengan nasib Yoon yang masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi, masyarakat Korea Selatan dan komunitas internasional terus memantau perkembangan politik di negeri ginseng ini.