Vladimir Putin ke Korea Utara Peningkatan Hubungan Pertahanan – Presiden Rusia Vladimir Putin lakukan kunjungan ke luar negeri ke Korea Utara yang jarang di lakukannya. Tujuan lawatan ini adalah untuk merapatkan jalinan dengan sekutu lama yang menolong invasi Rusia ke Ukraina.
Media Korea Utara terhadap Senin (17/6/2024) melaporkan bahwa Vladimir Putin bakal mampir ke Korea Utara terhadap Selasa-Rabu 18 dan 19 Juni.
Adapun menjelang kunjungan Vladimir Putin, seperti di kutip berasal dari VOA Indonesia Selasa (18/6/2024), pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memuji jalinan yang meluas pada Moskow dan Pyongyang di dalam pesan terhadap 12 Juni. Dia menambahkan ucapan selamat kepada Rusia terhadap hari Nasional, dan menggambarkannya sebagai “hubungan antarakedua negara yang tidak dapat di patahkan dan bersifat kawan seperjuangan.”
Sebelumnya, Kim Jong Un lakukan perjalanan ke kawasan Rusia di Asia terhadap September 2023 untuk berjumpa dengan Vladimir Putin dan datang ke sebagian pangkalan militer, agar mengakibatkan keprihatinan Barat perihal persekutuan militer di pada ke dua negara.
Pejabat Rusia dan Korea Utara mengatakan, meningkatkan jalinan pertahanan pada ke dua negara di bahas selama lawatan itu tetapi mereka tidak mengumumkan langkah yang spesifik.
Rusia dan Korea Utara terlibat di dalam konfrontasi dengan AS, akibat invasi Rusia ke Ukraina, waktu dengan Korea Utara sehubungan program senjata nuklirnya.
Baik Korea Utara maupun Rusia telah membantah tuduhan bahwa pengalihan persenjataan merupakan pelanggaran berasal dari beragam resolusi DK PBB.
Korea Utara Kirim 7.000 Senjata ke Rusia
Pada Maret, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Wonsik mengatakan, Korea Utara telah mengirim lebih kurang 7.000 kontainer yang di isi dengan amunisi dan perlengkapan militer lain kepada Rusia.
Sebagai imbalannya kata Shin, Korea Utara menerima lebih berasal dari 9.000 kontainer yang mungkin dimuati dengan bantuan.
Baca juga : Anies Jalin Komunikasi bersama PDIP Terkait Pilkada Jakarta
Rusia cuma rela bekerja mirip dengan Korea Utara selama masih ada aksi militer di Ukraina, kata Andrei Lankov, profesor di Universitas Kookmin.
“Nilai strategis berasal dari Korea Utara bila langkah permusuhan aktif berakhir di Ukraina mungkin besar berkurang… Ketika masih ada konflik militer di Ukraina maka bakal ada jalinan yang giat seperti bila perdagangan senjata. Pihak Korea Utara bakal berupaya untuk meraih pemberian tehnis militer dan teknologi militer. Tetapi aku berpendapat Rusia tidak bersedia berikan mereka teknologi itu,” jelasnya.
Rusia Hargai Bantuan Korea Utara
Moskow menjelaskan pihaknya “sangat menghargai” pemberian Pyongyang untuk tindakan militer Rusia dan menyebutnya sebagai “kerjasama yang erat dan produktif.”
Adapun Rusia dengan dengan China berulangkali memblokir bisnis AS dan mitra-mitranya untuk memberlakukan sanksi PBB atas Korea Utara sehubungan alur uji rudal balistiknya.
Pada Maret, veto Rusia di PBB mengakhiri pemantauan sanksi PBB terhadap Korea Utara, agar mengakibatkan tuduhan pihak Barat bahwa Moskow berupaya menghambat pengawasan sebab Rusia melanggar sanksi pembelian senjata berasal dari Pyongyang untuk di gunakan di Ukraina.
Sebelumnya th. ini, Putin berikan Kim sebuah limusin Aurus Senat yang mewah. Pengamat menjelaskan pengiriman itu melanggar resolusi PBB yang di maksudkan untuk menghimpit Korea Utara agar menghapus program persenjataan nuklirnya melalui larangan pemasokan barang mewah ke Korea Utara.